Sunday, February 3, 2013

KIRI ATAU KANAN

0 comments

Setelah berhari-hari aku mengembara di hutan belantara, menyusuri sungai, menyusuri gua, naik gunung turun gunung, melawan semua rasa lengah, melewati bukit dan jurang, kupenuhi hasrat tubuh dan jiwaku dengan mendirikan tenda dan membuat api unggun, dinginnya malampun  terasa bersahabat di badanku, badai yang sesekali datang menyapa dan merobohkan tenda, kabutpun selalu setia menemaniku, dan terdengar pula deras arus sungai dari kejauhan yang menambah suasana malamku semakin sedap.

Dan keesokan harinya, setelah kulangkahkan kaki yang sedikit ada lecetnya berlkilo-kilo, sampailah aku di sebuah suasana yang baru, aku menemukan sebuah jalan kira-kira beda dari biasanya, di sepanjang jalan itu banyak sekali bunga-bunga yang elok mempesona bertaburan disana sini, menawan dan memikat hati untuk terus melihatnya tampa ada rasa jenuh sedikitpun, kupu-kupu pun yang berterbangan kesana kemari dengan sayapnya yang indah beragam macamnya, akupun berjalan dengan riang dan senang hati, seribu satu macam nyanyian dan puisi cinta kulontarkan dengan begitu asyik dan merdunya, yang menegaskan bahwa aku sedang terhipnotis dengan suasana dan hatiku memang sedang berseri-seri.

Karna terpenjara oleh keasyikan rayuan persembahan alam, tidak terasa mataharipun mulai bergeser kearah ufuk terbenamnya. Aku masih berjalan dan berjalan, langkah demi langkah, dan tidak lama kemudian maka sampailah aku disebuah persimpangan jalan, akupun bingung, karna kebingungan, akupun memutuskan untuk tinggal istirahat , karna menerima rekomendasi dari tubuh, bahwa energinya sudah kuperas seharian, maka imamku pun mengirimkan mandat kepadaku segera, bahwa aku harus menghentikan dulu perjalanan barang sejenak, tubuhkupun kurebahkan di  dekat akar kayu yang ukurannya lumayan besar. Sambil  menghela nafas dan berfikir, akupun tak sadarkan diri dan terbawa arus dinginnya tempat itu sehingga aku tertidur lelap.
Di dalam tidurku, aku bermimpi di datangi seseorang yang mirip sekali dengan diriku, dari ujung rambut sampai ujung kuku, dari sepatu hingga topi, tidak ada bedanya, sangat mirip sekali. Diapun menghampiriku dengan pelan-pelan, tampa ada kata-kata sepatahpun, dia hanya mengeluarkan bahasa isyarat, dan menjelaskan kepadaku dengan menunjukkan bahwa jika aku mengambil jalan kekiri, maka aku akan kembali pada tempat dimana tenda kudirikan dan di robohkan oleh badai malam  yang buta, tetapi jika aku mengambil jalan kekanan tunjuk bahasa isyaratnya, maka aku akan menemukan jalan yang baru, tetapi masih misterius, seperti apa dan bagaimana lukisan perjalananku nanti jika jalan itu yang kulalui, apakah menyenangkan atau sebaliknya menhancurkan bangunan konsep kehidupanku.   Setelah dia selesai mengayung-ayungkan telunjuknya denganmenjelaskan pilihan jalan yang ada di depan, diapun menatapku dengan tersenyum, akupun merasa penasaran dan  bertanya kepanya dengan nada yang rendah,” siapakah gerangan tuan ini, kenapa tuan ini mirip sekali dengan saya???” sekali lagi, mulutnya tetap mengatup, dia hanya tersenyum, kemudian tubuhnya berangsur-angsur mengecil dan masuk di tubuhku melalui mataku, aku hanya terdiam melihat semua kejadian ini .

Setelah itu aku langsung terbangun, kebetulan tidak jauh di belakang tempat tidur aku tadi ada sungai, tampa berpikir panjang dan banyak neka neko, segera kebuka semua pakeanku dan turun ke sungai itu untuk menyegarkan sekaligus membersihkan tubuhku, airnya dingin sekali dan terasa sampai ke tulang. Setelah mandi dan ganti pakaian, akupun mengeluarkan kompor medan dan memasak air untuk secangkir kopi labbo, karna katanya dari seorang sahabat, “jangan mengaku orang bantaeng, kalau belum coba kopi labbo”. Walhasil pemikiran yang terinspirasi dari secangkir kopi, dengan banyak perrimbangan karna melihat sikond (situsi dan kondisi) yang tidak memungkinkan, maka imamku mengeluarkan fatwa dan bersabda, bahwa aku harus tinggal di tempat ini beristirahat hingga senyum sapa hangatnya mentari dan kicauan burung di pagi hari membangunkanku.

Asbar Jaya
Macazzart, 21 januari 2013

0 comments:

Post a Comment

PARA GITTE SIPAKAINGA SIPASSIRIKI LINO AHERA'