Sabri Bantaeng |
Aku
terkadang PD dan tak peduli kata mereka. Mereka bicara tentang diriku, merka
perhatikan bentuk dan sikapku. Mereka berkomentar atas kebiasaan kebiasaanku
dan bahkan mereka berkumpul membicarakanku, sesekali mereka menegurku. Hal yang
paling pedas, karena mereka berkomentar atas pergaulanku, kepada siap aku
bergaul. aku ada hubungan apa denagan teman bergaulku itu.
Aku kadang berpikir,
kenapa seperti itu. Adakah yang salah dari kebiasaanku ini?. Pada hal ini
sering aku lakukan, namun bukan disini. Tetapi diwilayah lain. Dan selama itu
tak ada komentar. Begitu juga dengan
teman temanku. Aku melihat mereka dengan gaya yang sama dengan apa yang
kulakukan sekarang, kok mereka ngak kena komentar dari “mereka dan mereka”.
Apakah ada hubunganya
dengan wilayah yang berbeda?. Apakah karena mereka ada dikampung/Desa? Apakah
hal ini tak bisa diterima di kampung?. Apakah Desa/Kampung beda dengan Kota
Metropolitan?. Oh ... iya aku baru mengerti, ternyata ada hal yang takboleh
dilabrak jika aku disisini (Di Desa/Kampung ini). Kebiasaan kebiasaan
masyarakat intinya. Pandangan mereka berbeda dengan pandanagan masyarakat
perkotaan. Wajar jika aku perlihatkan sesuatu yang menurut mereka hal luar
kebiasaan, dan mereka angkat bicara dan mengatakan ini salah (ponis mereka).
Kalau aku sebutkan,
ada tatanan yang terbungkus oleh Adat (kebiasaan kebiasaan) masyrakat yang tak
boleh aku kesampingkan/ terobos. Karena
jika itu kulakukan maka aku bisa diponis bersalah. Dan akan berakibat, mereka
tak menerimakau lagi berada dalam kegaulanya (Ruang lingkup sosialnya). Hal ini
tak boleh terjadi, karena aku punya niat untuk tetap bersama dan bergaul dengan
masyarakt Desa/ Kampung. Aku harus sadar, aku memiliki pengatahuan yang bisa
lebih dan bisa bermafaat oleh mereka. Aku punya identitas yang uda terlanjur
dikenal merka baik. Lalu haruska aku di ASINGKAN karena aku melakuakan hal
diluar kebiasaan mereka . Melanggar kebiasaan mereka menjdaikanaku faham atas
identitas diriku.
Hal yang harus aku
perhatikan, termasuk teman temanaku juga harus memperhatikan ini.
Diantaranya... Baca dan fahami dimana aku/kamu berada. Baca dan fahami adat
(Kebiasa kebiasaan) masyarakt Desa/Kampung. Janganlah kamu samakan Desa dan
Kota (Perilakumu), jika perlu jaga imagemu sebagai orng yang berpengatahuan.
Relala mendengar nasehat para tetua dan para sahabat sahabatmu, karena itu
untukmu dan untuk kita semua. Jagalah lingkaran kita yang perna kita buat,
jangan biarkan hancur perahu kita karena hal yang terkenal, dan uda pepuler
menghancurkan kerajan Troi dan Sparta.
Kenapa mereka
bicara...? merekat terus membicarakan kita, karena merka ingin kita terus
bersama mendayung perahu kita. Mereka tidak tega melihat badai, ombak
menghancurkan kita.
Fahami dan maknai
kalimatku ini jika tak ingin aku buang ketempat yang menjijikan..
0 comments:
Post a Comment
PARA GITTE SIPAKAINGA SIPASSIRIKI LINO AHERA'